Kain Pengantar
Surga
Ryan P. Putra
(Dimuat di Flores Sastra edisi 2 Juli 2016)
Duduk
manis bagai pengantin bersinggah di pelaminan. Bertabur pancaran sang rembulan
serta alunan lagu bermelodi. Gadis anggun nan menawan, berdua dengan sepatah cermin
di laci kamarnya sambil menatap bayangan yang serupa dengan wajah dan tubuhnya.
Gadis tersebut bermaksud merias dirinya agar lebih cantik dari sebelumnya.
Memang, kecantikannya tak ada yang menandingi di desanya. Hampir seluruh
aktifitasnya adalah merias. Agar ia tetap mempertahankan kecantikan tersebut di
desanya dan selamanya. Dimana pun berada, ia tak pernah pisah tangan dengan
perlengkapan senjata kecantikannya. Sherlina,
nama cantik pemberian kedua orang tuanya. Sosok gadis tunggal dari keluarga
yang sederhana ini, mengawali harinya dengan bekerja di salah satu perusahaan
swasta yang ada di desanya. Sebelum mengawali harinya, bunga desa ini tak
pernah absen dengan aktifitasnya sehari-harinya. Rambut sepanjang setengah
tubuhnya, ia rapikan sedikit demi sedikit dan ia tata secantik rambut Putri
Salju. Posisi ia bekerja adalah sebagai sekretaris, membuatnya harus menata
rambut yang panjang seperti itu agar nampak lebih cantik. Wajah yang rupawan,
ia bersihkan dengan lembaran kapas serta pelembab wajah agar wajahnya nampak
berseri dan tidak kusut lagi. Serta pakaian yang rapi ia gunakan serapi
mungkin.
Ditemani sang mentari
yang tersenyum serta alunan melodi kawanan burung, Sherlina menapaki jalanan di
desanya dengan sendiri untuk menuju ke tempat kerjanya. Eloknya ia berjalan
seperti model, membuat warga langsung berpusat pandangan kepadanya di setiap ia
berjalan menuju ke tempat mengais butiran rupiah. Untung saja, jarak rumahnya
dengan tempat kerjanya hanya sekitar 2 kilometer. Sehingga ia menjaga wajah dan
penampilannya yang cantik dari butiran debu yang berhamburan selama ia
melangkahkan kaki menuju ke tempat kerjanya dengan waktu yang tidak terlalu
lama. Hanya saja ia sedikit sombong dengan kecantikannya. Mungkin ia tidak
tahu, bahwa kecantikannya yang ia miliki sekarang adalah karunia dari Allah
Yang Maha Pengasih.
***
Tak
lama ia menapaki jalan di desanya. Hanya sekitar 30 menit ia berjalan,
sampailah ia di tempat kerjanya. Saat ia masuk di pintu perusahaan tersebut, ia
disapa oleh satpam yang menjaga pintu masuk perusahaan tersebut.
“Selamat
pagi, Bu Sherlina. Apa kabarnya Ibu?”
“Iya.
Pagi!”, jawab dan respon singkat dari Sherlina. Sherlina sudah biasa seperti
ini saat hari-hari yang lain.
Mengetahui hal ini,
satpam tersebut sakit hati untuk ke sekian kalinya atas ulah Sherlina yang
sombong jika disapa. Setelah hal ini terjadi untuk ke sekian kalinya, satpam
tersebut langsung berdoa kepada Allah di dalam hatinya.
Ya
Allah, berilah keselamatan kepada Bu Sherlina. Hamba tahu beliau adalah
sekretaris di perusahaan ini. Oleh karena itu Ya Allah, berilah keselamatan
untuknya agar nama perusahaan ini tidak jatuh karena sifat-sifat dari karyawaan
perusaan yang Engkau murkai, Ya Allah.
Dengan melangkahkan
kaki beserta bergaya, Sherlina berjalan menuju ke meja kerjanya yang kebetulan
satu ruangan dengan karyawan yang lain. Hanya saja, mejanya dekat dengan meja
sang direktur perusahaan.
Saat itu, jam dinding
kantor menunjukkan pukul 8 pagi. Dan saat itulah jam mulai untuk bekerja di
perusahaan tersebut. Semua karyawan yang ada di ruangan tersebut, sibuk dengan
urusan kerjanya masing-masing, termasuk Sherlina. Disela-sela jam kantor, kedua
temannya yang seruangan dengan Sherlina sedang memandanginya dari kejauhan.
Bayu dan Reza panggilannya. Kedua lelaki yang belum memiliki pasangan ini,
melihat kecantikan Sherlina dari kejauhan. Hanya saja, Sherlina tak tahu kalau
dirinya dipandangi oleh dua lelaki seruangan kerjanya.
Suatu ketika setelah
mereka berdua memandangi kecantikan Sherlina, Bayu dan Reza saling berdiskusi
bersama dan sepakat berkompetisi untuk memperebutkan Sherlina sebagai pasangan
merekanya. Dan saat itu juga direktur mereka sedang ada rapat, sehingga mereka
berleluasa mencoba satu per satu untuk mendekati Sherlina. Bayu yang memulai
pertama untuk mendekati Sherlina, setelah itu Reza beraksi.
“Hai, Cantik”, sapa
awal Bayu untuk Sherlina. Tetapi, Sherlina tidak merespon sedikitpun sapaan
dari Bayu.
“Cantik? Kok diam aja
sih? Jawab dong”, rayu Bayu kembali.
“Maumu apa seh?!”,
ungkap kasar dari Sherlina.
“Kok marah-marah gitu
seh? Aku kan cuman ingin kenal lebih dekat lagi. Bukan hanya sebatas teman
sekantor.”
“Sekarang, Kamu kembali
ke mejamu! Kalau tidak, Aku panggil direktur untuk memecatmu!”, ungkap kasar
kembali dari Sherlina.
Setelah Bayu menerima
sentakan dari Sherlina, Bayu kembali ke mejanya untuk menemui Reza. Bayu
menceritakan semua yang ia alami kepada Reza. Akan tetapi, Reza menertawai
cerita Bayu yang disentak-sentak oleh sekretaris perusahaan, tempat ia mencari
nafkah.
Dan saat-saat yang
ditunggu oleh Reza. Reza pun memulai aksinya untuk mendekati Sherlina. Akan
tetapi, Reza pun memiliki derita yang sama dengan Bayu. Reza disentak-sentak
oleh Sherlina. Reza juga diancam dipecat oleh Sherlina.
Mengetahui hal ini,
Bayu dan Reza merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendam mereka kepada
Sherlina. Mereka sepakat untuk menculik dan melampiaskan hasrat mereka kepada
Sherlina saat pulang kerja nanti.
***
Pukul
7 malam tepat. Saat itu perusahaan tersebut mulai tutup. Dan saatnya para
karyawan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Kecuali hanya beberapa
satpam yang biasa bertugas menjaga perusahaan tersebut. Saat jam perusahaan
tutup, hanya Bayu dan Reza yang pulang 30 menit lebih awal. Memang saat itu
direktur perusahaan tersebut sedang rapat, sehingga mereka berdua dapat pulang
lebih awal tanpa waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bayu dan Reza
pulang lebih awal, dengan tujuan untuk tidak pulang ke rumah. Melainkan
menunggu kehadiran Sherlina di daerah persawahan yang sejalan dengan perjalanan
pulang Sherlina.
Sherlina
pun berjalan pulang ke rumahnya. Saat Sherlina berjalan sampai di daerah
persawahan yang sangat sepi, tanpa ia ketahui dan sadari, Sherlina langsung
disekap oleh dua lelaki yang memakai topeng hitam. Kedua lelaki tersebut adalah
Bayu dan Reza. Akan tetapi, Sherlina tidak tahu bahwa kedua lelaki tersebut
adalah teman seruangan kerjanya.
Sherlina
diseret oleh mereka berdua menuju ke gubuk yang ada di tengah sawah. Sherlina
pun tak berdaya dengan mereka berdua. Mereka berdua bermaksud untuk memperkosa
Sherlina di gubuk tersebut.
Tak
lama Sherlina diseret oleh mereka berdua. Hingga suatu ketika, ada seorang
warga yang melintas di daerah persawahan tersebut. Seseorang tersebut adalah
seorang lelaki yang kebetulan saja melintasi daerah persawahan tersebut. Lelaki
tersebut menemukan sebuah tas perempuan yang tergeletak di tengah jalan. Lelaki
tersebut mengambil dan membuka tas perempuan tersebut. Ternyata, isi tas
tersebut adalah banyak sekali perlengkapan make
up dan sebuah kartu nama.
Lelaki
tersebut mengetahui pemilik tas tersebut dari kartu nama yang ia temukan. Tanpa
menunda-nunda waktu, lelaki itu langsung mencari tahu di sekeliling area
persawahan. Saat ia melihat-lihat di sekeliling area persawahan, ia melihat dua
orang lelaki dan satu orang perempuan yang ada di gubuk sawah. Lelaki tersebut berprasangka
bahwa perempuan tersebut akan diperkosa oleh kedua lelaki yang ada di dekat
perempuan tersebut.
Lelaki
tersebut langsung berlari menuju ke gubuk untuk menyelamatkan perempuan yang
ada disana juga.
“Woy!
Apa yang kalian lakukan? Jangan berani sama perempuan!”
Mengetahui
dipergok seperti ini, Bayu dan Reza langsung mengambil langkah seribu. Mereka
berlari karena mereka berdua tidak ingin memperpanjang masalah. Sehingga mereka
meninggalkan Sherlina. Dan untung saja, mereka berdua belum sampai memperkosa
Sherlina. Setelah Bayu dan Reza pergi, lelaki tersebut langsung menghampiri
Sherlina untuk menyelamatkannya.
“Maaf
Mbak, apa Mbak tidak apa-apa?”
“Iya
Mas. Saya tidak apa-apa. Dan Alhamdulillah, Saya belum diperkosa oleh mereka,”
ungkap dari Sherlina sambil menangis.
“Maaf
Mbak. Memangnya, bagaimana ceritanya mereka bisa hampir memperkosa Mbak?”
“Saya
tidak tahu Mas. Mungkin ini peringatan dari Allah atas sifatku yang sombong,
Mas.”
“Maksudnya
bagaimana, Mbak?”
“Saya
ini merasa sangat sombong dengan orang disekelilingku, Mas. Mungkin Mas bisa
membantu saya dengan sifat saya ini.”
“Bertaubatlah
kepada Allah, Mbak. Dan rubahlah penampilan Mbak lebih sederhana lagi.”
“Maksud
Mas merubah penampilan itu bagaimana, Mas?”
“Sebelum
menyelamatkan Mbak, Saya menemukan tas Mbak di jalan. Maaf, Saya buka tas Mbak
dan rata-rata isinya perlengkapan make up
semua. Maksud Saya merubah penampilan adalah Mbak harus merubah penampilan seperti
wanita muslimah dan benar-benar muslimah. Saya sarankan, Mbak pakai kerudung
dan pakaian tertutup saat Mbak keluar dari rumah. Karena kerudung dan pakaian
tersebut Inshaa Allah akan menghindarkan Mbak dari mara bahaya termasuk sifat
yang dimurkai oleh Allah. Selain itu, Inshaa Allah kain yang menutup seluruh
tubuh Mbak ini, akan memudahkan jalan dan membawa Mbak menuju ke surga.”
Setelah Sherlina
mendengarkan saran dari lelaki yang menolongnya, Sherlina langsung pulang ke
rumah dan memutuskan untuk memakai pakaian yang tertutup di setiap ia akan
keluar rumah.
Akhirnya,
hari-hari Sherlina tidak kembali untuk berias. Tetapi Sherlina tetap menjaga
kehormatannya dengan memakai pakaian yang tertutup. Warga disekelilingnya dan
teman-teman kantornya, termasuk satpam, Bayu, Reza, dan teman-temannya yang
lain, merasa tentram bersama Sherlina. Bayu dan Reza pun meminta maaf kepada
Sherlina atas ulah mereka semalam dan Sherlina pun memaafkan hingga mereka
saling memaafkan. Serta Sherlina meminta maaf kepada teman-temannya atas
kesombongannya, termasuk satpam yang menjaga pintu depan perusahaan.
Sherlina
pun berubah. Sherlina yakin bahwa pakaian yang menutupnya akan menghindarkannya
dari tindakan kejahatan dan pelecehan serta akan merubah sifatnya menjadi lebih
baik lagi. Sherlina juga yakin bahwa kain yang menutupi tubuhnya hingga
auratnya akan lebih mudah membawanya menuju ke surga. Pakaian yang menutup
auratnya bagaikan Kain Pengantar Surga.
[ ]
Surabaya, 4 Agustus 2015
Biodata:
RYAN P. PUTRA.
Penulis buku Kelinci Percobaan K-13 (terbit Maret 2016) dan Mahasiswa S1
Konsentrasi Fisika ITS Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar