Sabtu, 02 Juli 2016

{Cerpen} Kain Pengantar Surga

Kain Pengantar Surga
Ryan P. Putra
(Dimuat di Flores Sastra edisi 2 Juli 2016)

            Duduk manis bagai pengantin bersinggah di pelaminan. Bertabur pancaran sang rembulan serta alunan lagu bermelodi. Gadis anggun nan menawan, berdua dengan sepatah cermin di laci kamarnya sambil menatap bayangan yang serupa dengan wajah dan tubuhnya. Gadis tersebut bermaksud merias dirinya agar lebih cantik dari sebelumnya. Memang, kecantikannya tak ada yang menandingi di desanya. Hampir seluruh aktifitasnya adalah merias. Agar ia tetap mempertahankan kecantikan tersebut di desanya dan selamanya. Dimana pun berada, ia tak pernah pisah tangan dengan perlengkapan senjata kecantikannya.    Sherlina, nama cantik pemberian kedua orang tuanya. Sosok gadis tunggal dari keluarga yang sederhana ini, mengawali harinya dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang ada di desanya. Sebelum mengawali harinya, bunga desa ini tak pernah absen dengan aktifitasnya sehari-harinya. Rambut sepanjang setengah tubuhnya, ia rapikan sedikit demi sedikit dan ia tata secantik rambut Putri Salju. Posisi ia bekerja adalah sebagai sekretaris, membuatnya harus menata rambut yang panjang seperti itu agar nampak lebih cantik. Wajah yang rupawan, ia bersihkan dengan lembaran kapas serta pelembab wajah agar wajahnya nampak berseri dan tidak kusut lagi. Serta pakaian yang rapi ia gunakan serapi mungkin.
Ditemani sang mentari yang tersenyum serta alunan melodi kawanan burung, Sherlina menapaki jalanan di desanya dengan sendiri untuk menuju ke tempat kerjanya. Eloknya ia berjalan seperti model, membuat warga langsung berpusat pandangan kepadanya di setiap ia berjalan menuju ke tempat mengais butiran rupiah. Untung saja, jarak rumahnya dengan tempat kerjanya hanya sekitar 2 kilometer. Sehingga ia menjaga wajah dan penampilannya yang cantik dari butiran debu yang berhamburan selama ia melangkahkan kaki menuju ke tempat kerjanya dengan waktu yang tidak terlalu lama. Hanya saja ia sedikit sombong dengan kecantikannya. Mungkin ia tidak tahu, bahwa kecantikannya yang ia miliki sekarang adalah karunia dari Allah Yang Maha Pengasih.
***
            Tak lama ia menapaki jalan di desanya. Hanya sekitar 30 menit ia berjalan, sampailah ia di tempat kerjanya. Saat ia masuk di pintu perusahaan tersebut, ia disapa oleh satpam yang menjaga pintu masuk perusahaan tersebut.
            “Selamat pagi, Bu Sherlina. Apa kabarnya Ibu?”
            “Iya. Pagi!”, jawab dan respon singkat dari Sherlina. Sherlina sudah biasa seperti ini saat hari-hari yang lain.
Mengetahui hal ini, satpam tersebut sakit hati untuk ke sekian kalinya atas ulah Sherlina yang sombong jika disapa. Setelah hal ini terjadi untuk ke sekian kalinya, satpam tersebut langsung berdoa kepada Allah di dalam hatinya.
Ya Allah, berilah keselamatan kepada Bu Sherlina. Hamba tahu beliau adalah sekretaris di perusahaan ini. Oleh karena itu Ya Allah, berilah keselamatan untuknya agar nama perusahaan ini tidak jatuh karena sifat-sifat dari karyawaan perusaan yang Engkau murkai, Ya Allah.
Dengan melangkahkan kaki beserta bergaya, Sherlina berjalan menuju ke meja kerjanya yang kebetulan satu ruangan dengan karyawan yang lain. Hanya saja, mejanya dekat dengan meja sang direktur perusahaan.
Saat itu, jam dinding kantor menunjukkan pukul 8 pagi. Dan saat itulah jam mulai untuk bekerja di perusahaan tersebut. Semua karyawan yang ada di ruangan tersebut, sibuk dengan urusan kerjanya masing-masing, termasuk Sherlina. Disela-sela jam kantor, kedua temannya yang seruangan dengan Sherlina sedang memandanginya dari kejauhan. Bayu dan Reza panggilannya. Kedua lelaki yang belum memiliki pasangan ini, melihat kecantikan Sherlina dari kejauhan. Hanya saja, Sherlina tak tahu kalau dirinya dipandangi oleh dua lelaki seruangan kerjanya.
Suatu ketika setelah mereka berdua memandangi kecantikan Sherlina, Bayu dan Reza saling berdiskusi bersama dan sepakat berkompetisi untuk memperebutkan Sherlina sebagai pasangan merekanya. Dan saat itu juga direktur mereka sedang ada rapat, sehingga mereka berleluasa mencoba satu per satu untuk mendekati Sherlina. Bayu yang memulai pertama untuk mendekati Sherlina, setelah itu Reza beraksi.
“Hai, Cantik”, sapa awal Bayu untuk Sherlina. Tetapi, Sherlina tidak merespon sedikitpun sapaan dari Bayu.
“Cantik? Kok diam aja sih? Jawab dong”, rayu Bayu kembali.
“Maumu apa seh?!”, ungkap kasar dari Sherlina.
“Kok marah-marah gitu seh? Aku kan cuman ingin kenal lebih dekat lagi. Bukan hanya sebatas teman sekantor.”
“Sekarang, Kamu kembali ke mejamu! Kalau tidak, Aku panggil direktur untuk memecatmu!”, ungkap kasar kembali dari Sherlina.
Setelah Bayu menerima sentakan dari Sherlina, Bayu kembali ke mejanya untuk menemui Reza. Bayu menceritakan semua yang ia alami kepada Reza. Akan tetapi, Reza menertawai cerita Bayu yang disentak-sentak oleh sekretaris perusahaan, tempat ia mencari nafkah.
Dan saat-saat yang ditunggu oleh Reza. Reza pun memulai aksinya untuk mendekati Sherlina. Akan tetapi, Reza pun memiliki derita yang sama dengan Bayu. Reza disentak-sentak oleh Sherlina. Reza juga diancam dipecat oleh Sherlina.
Mengetahui hal ini, Bayu dan Reza merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendam mereka kepada Sherlina. Mereka sepakat untuk menculik dan melampiaskan hasrat mereka kepada Sherlina saat pulang kerja nanti.
***
            Pukul 7 malam tepat. Saat itu perusahaan tersebut mulai tutup. Dan saatnya para karyawan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Kecuali hanya beberapa satpam yang biasa bertugas menjaga perusahaan tersebut. Saat jam perusahaan tutup, hanya Bayu dan Reza yang pulang 30 menit lebih awal. Memang saat itu direktur perusahaan tersebut sedang rapat, sehingga mereka berdua dapat pulang lebih awal tanpa waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bayu dan Reza pulang lebih awal, dengan tujuan untuk tidak pulang ke rumah. Melainkan menunggu kehadiran Sherlina di daerah persawahan yang sejalan dengan perjalanan pulang Sherlina.
            Sherlina pun berjalan pulang ke rumahnya. Saat Sherlina berjalan sampai di daerah persawahan yang sangat sepi, tanpa ia ketahui dan sadari, Sherlina langsung disekap oleh dua lelaki yang memakai topeng hitam. Kedua lelaki tersebut adalah Bayu dan Reza. Akan tetapi, Sherlina tidak tahu bahwa kedua lelaki tersebut adalah teman seruangan kerjanya.
            Sherlina diseret oleh mereka berdua menuju ke gubuk yang ada di tengah sawah. Sherlina pun tak berdaya dengan mereka berdua. Mereka berdua bermaksud untuk memperkosa Sherlina di gubuk tersebut.
            Tak lama Sherlina diseret oleh mereka berdua. Hingga suatu ketika, ada seorang warga yang melintas di daerah persawahan tersebut. Seseorang tersebut adalah seorang lelaki yang kebetulan saja melintasi daerah persawahan tersebut. Lelaki tersebut menemukan sebuah tas perempuan yang tergeletak di tengah jalan. Lelaki tersebut mengambil dan membuka tas perempuan tersebut. Ternyata, isi tas tersebut adalah banyak sekali perlengkapan make up dan sebuah kartu nama.
            Lelaki tersebut mengetahui pemilik tas tersebut dari kartu nama yang ia temukan. Tanpa menunda-nunda waktu, lelaki itu langsung mencari tahu di sekeliling area persawahan. Saat ia melihat-lihat di sekeliling area persawahan, ia melihat dua orang lelaki dan satu orang perempuan yang ada di gubuk sawah. Lelaki tersebut berprasangka bahwa perempuan tersebut akan diperkosa oleh kedua lelaki yang ada di dekat perempuan tersebut.
            Lelaki tersebut langsung berlari menuju ke gubuk untuk menyelamatkan perempuan yang ada disana juga.
            “Woy! Apa yang kalian lakukan? Jangan berani sama perempuan!”
            Mengetahui dipergok seperti ini, Bayu dan Reza langsung mengambil langkah seribu. Mereka berlari karena mereka berdua tidak ingin memperpanjang masalah. Sehingga mereka meninggalkan Sherlina. Dan untung saja, mereka berdua belum sampai memperkosa Sherlina. Setelah Bayu dan Reza pergi, lelaki tersebut langsung menghampiri Sherlina untuk menyelamatkannya.
            “Maaf Mbak, apa Mbak tidak apa-apa?”
            “Iya Mas. Saya tidak apa-apa. Dan Alhamdulillah, Saya belum diperkosa oleh mereka,” ungkap dari Sherlina sambil menangis.
            “Maaf Mbak. Memangnya, bagaimana ceritanya mereka bisa hampir memperkosa Mbak?”
            “Saya tidak tahu Mas. Mungkin ini peringatan dari Allah atas sifatku yang sombong, Mas.”
            “Maksudnya bagaimana, Mbak?”
            “Saya ini merasa sangat sombong dengan orang disekelilingku, Mas. Mungkin Mas bisa membantu saya dengan sifat saya ini.”
            “Bertaubatlah kepada Allah, Mbak. Dan rubahlah penampilan Mbak lebih sederhana lagi.”
            “Maksud Mas merubah penampilan itu bagaimana, Mas?”
            “Sebelum menyelamatkan Mbak, Saya menemukan tas Mbak di jalan. Maaf, Saya buka tas Mbak dan rata-rata isinya perlengkapan make up semua. Maksud Saya merubah penampilan adalah Mbak harus merubah penampilan seperti wanita muslimah dan benar-benar muslimah. Saya sarankan, Mbak pakai kerudung dan pakaian tertutup saat Mbak keluar dari rumah. Karena kerudung dan pakaian tersebut Inshaa Allah akan menghindarkan Mbak dari mara bahaya termasuk sifat yang dimurkai oleh Allah. Selain itu, Inshaa Allah kain yang menutup seluruh tubuh Mbak ini, akan memudahkan jalan dan membawa Mbak menuju ke surga.”
Setelah Sherlina mendengarkan saran dari lelaki yang menolongnya, Sherlina langsung pulang ke rumah dan memutuskan untuk memakai pakaian yang tertutup di setiap ia akan keluar rumah.
            Akhirnya, hari-hari Sherlina tidak kembali untuk berias. Tetapi Sherlina tetap menjaga kehormatannya dengan memakai pakaian yang tertutup. Warga disekelilingnya dan teman-teman kantornya, termasuk satpam, Bayu, Reza, dan teman-temannya yang lain, merasa tentram bersama Sherlina. Bayu dan Reza pun meminta maaf kepada Sherlina atas ulah mereka semalam dan Sherlina pun memaafkan hingga mereka saling memaafkan. Serta Sherlina meminta maaf kepada teman-temannya atas kesombongannya, termasuk satpam yang menjaga pintu depan perusahaan.
            Sherlina pun berubah. Sherlina yakin bahwa pakaian yang menutupnya akan menghindarkannya dari tindakan kejahatan dan pelecehan serta akan merubah sifatnya menjadi lebih baik lagi. Sherlina juga yakin bahwa kain yang menutupi tubuhnya hingga auratnya akan lebih mudah membawanya menuju ke surga. Pakaian yang menutup auratnya bagaikan Kain Pengantar Surga. [ ]

Surabaya, 4 Agustus 2015



Biodata:
RYAN P. PUTRA. Penulis buku Kelinci Percobaan K-13 (terbit Maret 2016) dan Mahasiswa S1 Konsentrasi Fisika ITS Surabaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar