Buatlah Judul yang Menggoda Agar
Tulisan Dilirik Editor Media
http://surabaya.tribunnews.com/2017/07/17/buatlah-judul-yang-menggoda-agar-tulisan-dilirik-editor-media
Ryan P. Putra
Mahasiswa S1 Departemen Fisika
Mahasiswa S1 Departemen Fisika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
(Dimuat di Citizen Reporter Harian Surya edisi 18 Juli 2017)
BELASAN orang
dari berbagai daerah dan latar belakang menuju ke Villa Syariah Hidayatullah
Kota Wisata Batu, Malang, mengikuti forum silaturahmi pertama yang diadakan taklim
jurnalistik community. Kegiatan dua hari, Jumat-Sabtu (7-8/7/2017)
ini mengusung tema Bersinergi Membangun Jurnalis Muslim.
Salah satu pemateri, dr Dito Anurogo memaparkan The Art Artistic
and Futuristic Writing. Dito menjelaskan dasar-dasar kepenulisan,
seperti: jenis-jenis tulisan, struktur penulisan, hingga kiat mendapatkan ide.
Dari materi-materi tersebut, yang menjadi poin paling menarik ialah trik
singkat untuk bisa menembus media.
“Untuk bisa dimuat di media, penilaian pertama dari judul tulisan.
Setelah judul, kemudian lead atau paragraf pertama lalu
tulisan secara menyeluruh,” tutur dokter yang menulis buku The Art of Medicine
itu.
Hal tersebut dikarenakan jumlah tulisan yang masuk ke email media
tidak sedikit. Bisa belasan, puluhan, bahkan ratusan. Sehingga, langkah awal
yang dilakukan redaktur adalah menilai dari judul tulisannya.
Ketika judulnya menarik, baru redaktur menilai lead
atau paragraf tulisan.
Pentingnya lead sangat mempengaruhi pembacanya. Jika lead menarik,
pembaca akan membaca tulisan hingga tuntas.
Untuk menulis lead, diperlukan diksi yang sangat kuat dan tepat.
Apabila pemilihan katanya terlalu umum, sangat sulit untuk bisa menembus media.
Dito memberikan motivasi kepada peserta bahwa setiap orang bisa
menembus media. Itu semua tidak bergantung dari profesi penulis, tetapi dari
kualitas tulisannya.
Tidak salah jika seorang mahasiswa dapat menulis tentang politik meski
di kuliahnya tidak mendapat mata kuliah ilmu politik. Hanya yang menjadi
pertanyaan, apakah bisa mahasiswa menulis tersebut?
Jika dapat dan tulisannya memang bagus, maka bisa jadi tulisan
tersebut dimuat di media.
Perlu ditekankan lagi, bahwa profesi seseorang bukan jaminan untuk
bisa menembus media. Tapi kualitas tulisannya yang menjadi penilaian utamanya.
Karena pertama kali yang dibaca oleh pembaca adalah judulnya,
bukan siapa penulisnya.
“Ada anggota DPR yang menulis ratusan kali tapi belum pernah
dimuat di media meskipun sering mengirimnya,” tutup CEO Indonesia Literacy
Fellowship.