Sepenggal
Kisah Cinta di Surabaya
Ryan P. Putra
(Dimuat di Radar Surabaya Edisi 26 Juni 2016)
JUDUL BUKU: SURABAYA WHATEVER LOVE
PENULIS: ADNAN BUCHORI, DKK
PENERBIT: PRIMA PUSTAKA
CETAKAN: PERTAMA, JULI 2012
TEBAL: 227 HALAMAN
ISBN: 978-602-7692-10-7
Siapakah yang tidak tahu Surabaya? Kota yang
mendapat julukan Kota Pahlawan ini, menyimpan banyak kisah yang tidak terbatas
jumlahnya. Kisah-kisah tersebut tidak hanya datang dari penduduk asli kota
melainkan orang yang menjadikan Surabaya sebagai tempat destinasinya. Salah
satu kisah yang tidak ada habisnya jika dibahas yakni kisah cinta.
Cinta memang tidak mengenal siapapun. Baik usia muda
hingga tua pasti pernah merasakannya. Perasaan yang timbul dari hati ini, tidak
ada seorang pun yang mampu memusnahkan atau menghilangkannya. Mengingat cinta
merupakan salah satu perasaan yang harus ada di setiap insan.
Cinta bisa serupa rasa rawon, tahu tek, bahkan
seindah jajaran bunga sepanjang Jalan Kayun. Karena cinta telah menemukan
ruangnya. Dipersembahkan atas nama cinta dari Surabaya untuk dunia, sebagai
oleh-oleh yang tidak akan basi dimakan sang waktu.
Dengan latar belakang itulah, Adnan
Buchori, dkk mencoba mengekspresikan kisah-kisah cinta yang diusung di dalam
buku Surabaya Whatever Love. Melalui
buku ini, para penulis dari berbagai kalangan menceritakan cinta mereka dengan
gaya bahasa ala Suroboyoan yang kaya
akan kosa kata. Tidak hanya bahasa
saja, latar cerita yang diangkat berasal dari tempat-tempat di Surabaya,
seperti: Gelora 10 November, Stasiun Gubeng, Gedung Setan, Stasiun Wonokromo,
Tunjungan Plaza, House of Sampoerna, Jembatan Petekan, Kebun Binatang Surabaya,
dan berbagai nama jalan di Surabaya.
Meskipun berlatar tempat-tempat
terkenal di Surabaya, kisah cinta yang ditulis tidak mengurangi tingkat
keromantisannya. Seperti kisah yang diangkat oleh Verena Mumtaz berjudul Ada Cinta di House of Sampoerna. Awal
cerita, Ranti bertemu dengan seorang lelaki yang bernama Ari di HoS, House of
Sampoerna. Ranti terkesima saat lelaki yang ia temui menceritakan kenangan
indahnya bersama kekasihnya di tempat itu. Namun, Ranti menjadi jawaban atas
penantian Ari selama bertahun-tahun ketika ia tahu bahwa kekasih Ari telah
meninggal (hlm: 99-110).
Jangan Pergi, Bonita! (hlm: 1-13) merupakan cerita pertama yang ada di halaman buku ini. Sang
penulis cerita, Adnan Buchori menyuguhkan secara apik cerita antara @ra_Nggantengblas (Rangga) dengan @ningDilla (Dilla) yang saling berbalas tweet membahas Bonita, Bonek Wanita. Kemudian
ditutup dengan cerita Nyanyi Sunyi
Sekeping Hati (hlm: 206-221) yang ditulis oleh Titie Surya dan tidak kalah
romantisnya.
Biodata:
RYAN P. PUTRA, penulis buku Kelinci Percobaan K-13 (2016) dan mahasiswa S1 Konsentrasi Fisika
ITS Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar