Liburan Semester Ala MI
Ma’arif Sambiroto
BANYAK cara yang dilakukan oleh
pelajar ketika liburan semester menjelang akhir tahun. Ada yang menghabiskan
waktu di rumah hingga berekreasi ke tempat wisata bersama keluarga. Aktivitas
tersebut tidak dilakukan oleh puluhan siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif
Sambiroto, Rabu (19/12).
Madrasah
yang terletak di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo tersebut, memiliki cara
tersendiri yakni mengadakan kegiatan pesantren liburan semester. Secara garis
besar, kegiatan tersebut berhubungan dengan spiritual keagamaan. Tetapi, di
sela-sela itu diadakan pelatihan membuat robot kapal dari bahan-bahan sederhana.
Pelatihan
membuat robot kapal tersebut diajarkan oleh 4 mahasiswa Fisika ITS, yakni:
Mursyid, Ghinan, Yusuf, dan Ryan kepada puluhan siswa MI Ma’arif Sambiroto. Menurut
Mursyid, selaku pelopor ide pembuat robot, pelatihan tersebut untuk mengenalkan
dunia pesantren di masa kini agar berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan
melatih kemandirian para siswa.
“Persiapan
dari pelatihan ini yakni memberikan pengarahan kepada orang tua bahwa dunia
pesantren tidak hanya belajar agama dan mengaji kitab saja. Tetapi di masa
sekarang pesantren juga mengenalkan pendidikan umum, mengenalkan dunia robotik,
melakukan riset dan sains dalam segala aspek,” tutur mahasiswa yang merupakan
alumnus dari MI Ma’arif Sambiroto.
Menurut
Marcel, salah seorang siswa kelas 4 di MI tersebut mengaku bahwa proses membuat
robot kapalnya sulit.
Ia mengatakan bahwa susahnya terletak di proses pengelemannya.
Wajar saja seperti
itu, karena lem yang digunakan dalam pelatihan ini menggunakan lem tembak,
sehingga cukup sulit digunakan oleh siswa kelas 4. Lem tembak dipilih karena
sifatnya yang mudah kering dan harganya yang sangat murah.
“Aku
senang ikut buat robot kapal tadi karena bisa senang-senang dan berkreasi.
Terus aku dapat banyak pengalaman juga,” ungkap M. Ibnu Sobir, siswa kelas 6 MI.
Menurut Mursyid, ia pernah mengirimkan
beberapa siswa MI Ma’arif Sambiroto untuk mengikuti lomba robot. Beberapa siswa
yang pernah ia ikutkan adalah Nazi dan Rahma.
Mereka berdua
masih duduk di kelas 6 tetapi dapat membuat robot soccer dan robot line
follower. Akan tetapi, mereka kalah karena menurut Rahma sensor pada robot
mengalami kerusakan.
Mursyid berharap kegiatan
ini agar siswa lebih giat dalam belajar ilmu dalam segala bidang, baik agama
ataupun teknologi. Serta melatih kemandirian dan menanamkan sikap moralitas di
zaman yang penuh dengan gadget.
RYAN
P. PUTRA
Mahasiswa Departemen Fisika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Surabaya
ryanpramanap@gmail.com