Origami Penyimpan Mimpi
Ryan P Putra
Mahasiswa Departemen Fisika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
(Dimuat di
Citizen Reporter Harian Surya edisi Kamis, 15 September 2018)
Sebagai
mahasiswa, salah satu tugas yang harus diwujudkan adalah pengabdian masyarakat.
Itu telah dilakukan Himpunan Mahasiswa Fisika (Himasika) ITS yang
mengadakan opening kampung binaan mereka di Keputih Tegal Gang 9, Sukolilo, Surabaya, Minggu (11/2/2018).
Arifah Fairuz
Laili, Ketua Departemen Sosial Masyarakat (Sosmas) Himasika ITS periode
2017/2018 mengungkapkan, persiapan diadakan opening Kampung Binaan Himasika
dimulai sejak Desember. Persiapan itu meliputi pengajuan proposal hingga
anggaran dana yang dikeluarkan.
“Persiapan
kami memang sudah lama. Akan tetapi, untuk persiapan teknis dan dekorasinya
hanya H-1,” ungkap perempuan yang akrab disapa Ipeh itu.
Daya tarik kegiatan itu adalah
anak-anak berusia SD menyajikan tarian dengan back song yang memukau. Tarian pertama
diiringi lagu Laskar Pelangi yang menceritakan semangat anak-anak untuk meraih
mimpinya. Selain itu, mereka juga menari dengan Manuk Dadali sebagai lagu yang
melatarbelakanginya.
Opening
Kampung Binaan Himasika ITS juga dihadiri perwakilan dari
himpunan mahasiswa, BEM Fakultas, hingga BEM ITS.
Meskipun semua organisasi mahasiswa di ITS diundang
untuk memeriahkan kegiatan ini, tetapi sekitar 30 perwakilan saja yang ikut
hadir karena mereka sibuk dengan masing-masing kegiatan.
“Kami
mengundang seluruh organisasi mahasiswa di ITS agar
mereka tahu adik-adik di kampung binaan kami sangat kreatif,” tutur Arifah.
Sesuai tema dan tujuannya, Edo
Asdiantoro, staff Sosmas Himasika ITS mengungkapkan,
kampung binaan Himasika ITSsebagai bukti pendidikan merupakan hak
semua orang. Ia berharap agar tumbuh anak-anak yang cerdas dan kreatif di
kampung binaan itu. Keluarga mereka mayoritas pemulung.
Itu merupakan
langkah awal yang dilakukan Himasika ITS guna
pencapaian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mengabdi kepada masyarakat seharusnya
dimulai dari masyarakat yang penghasilannya di bawah rata-rata.
Selain Edo,
Arifah berharap anak-anak itu memaknai cita-citanya. Di kampung binaan, ia
meminta anak-anak menulis cita-citanya di origami lalu digantung di dinding. Cita-cita
mereka yang tertulis pada origami itu beragam, seperti dokter, guru,
polisi, hingga tentara.
“Aku senang
dengan kegiatan ini karena banyak orang. Kakak Himasika-nya baik-baik,” ujar
Tania malu-malu. Tania yang siswa kelas 4 SD itu salah anggota Kampung Binaan
Himasika ITS.