Senin, 30 Januari 2017

{Artikel} Begini Cara Mudah Jatuh Cinta pada Fisika



Begini Cara Mudah Jatuh Cinta pada Fisika


Reportase Ryan P. Putra
Mahasiswa Fisika ITS Surabaya

(Dimuat di Harian Surya edisi 30 Januari 2017) 
http://surabaya.tribunnews.com/2017/01/29/begini-cara-mudah-jatuh-cinta-pada-fisika


MENJELANG Ujian Nasional (UN), puluhan siswa SMA Negeri 1 Tanjungbumi dan SMA Negeri 2 Mojokerto memanfaatkan masa gelisah menghadapi ujian dengan belajar ilmu fisika di Jurusan Fisika ITS, Minggu (22/1/2017).
Selain belajar, mereka juga diperkenalkan beberapa aplikasi dari fisika dalam kegiatan Open Laboratorium. Kegiatan itu merupakan salah satu sub 5th Physics Summit yang dihelat Himpunan Mahasiswa Fisika (Himasika) ITS.
Open Laboratorium bertujuan untuk melihat, mengetahui, dan memahami apa saja yang ada di laboratorium Jurusan Fisika ITS.  Ada delapan laboratorium yang bisa dikunjungi umum, yakni laboratorium teori, akustik, keramik, karakter, elektronika, fisika madya, geofisika, dan optik.
Di antara delapan laboratorium tersebut, salah satu laboratorium yang disukai para siswa adalah laboratorium elektronika. Mengapa?
Di laboratorium ini terdapat sebuah alat yang dinamakan 3D Printer. Mereka juga dikenalkan cara kerja printer yang dapat mencetak benda berbentuk tiga dimensi yang sebelumnya didesain melalui komputer.
Yang membuat mereka kaget, bahwa yang merangkai printer tersebut adalah mahasiswa Fisika ITS dan harga komponennya saja mencapai jutaan rupiah.
Selain laboratorium elektronika, laboratorium akustik juga menjadi pusat perhatian. Pasalnya, di laboratorium tersebut mereka dijelaskan beberapa sifat bunyi.
Di laboratorium akustik ini terdapat ruangan yang dapat memantulkan dan meredam bunyi. Di ruangan tersebut, mereka menjadi paham mengapa bunyi dapat dipantulkan dan diredamkan.
Ada satu laboratorium yang di pintu masuknya terdapat tulisan Alergi Kuantum Dilarang Masuk!  Laboratorium tersebut adalah laboratorium teori. Tulisan yang aneh namun masuk akal. Mereka juga dikenalkan bahwa di laboratorium tersebut tidak bermain-main dengan sebuah alat, namun tumpukan buku dan papan tulis yang menjadi senjata laboratorium teori.
Di papan tulis itulah digunakan untuk mencari hingga menurunkan sebuah rumus. Salah satu rumusnya yakni tentang kuantum.
Dari tiga laboratorium tersebut, laboratorium yang lainnya tidak kalah apiknya sehingga seluruh siswa dapat dikenalkan tentang ilmu fisika melalui safari laboratorium yang ada di Jurusan Fisika ITS.

Senin, 16 Januari 2017

{Resensi} Menciptakan Penulis Pemula yang Berkualitas



Menciptakan Penulis Pemula yang Berkualitas


Ryan P. Putra
(Dimuat di Flores Sastra edisi 16 Januari 2017)
Judul Buku: Jangan Cuma Pintar Menulis!
Penulis: Eko Prasetyo
Penerbit: Griya Literasi
Cetakan: Pertama, Januari 2015
Tebal: 298 Halaman
ISBN: 978-602-0931-08-1

Menulis merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara instan. Meskipun hanya menggoreskan sebuah pena di selembar kertas, untuk menciptakan sebuah tulisan yang berkualitas tidak sekadar asal menulis. Diperlukan gagasan atau ide kuat serta ketekunan dalam mengolah kata-kata menjadi kalimat hingga tersusunlah beberapa paragraf. Hal ini sering menjadi permasalahan bagi penulis pemula.
            Lantas, bagaimana cara menciptakan penulis pemula yang berkualitas? Tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lain halnya dengan penulis profesional yang telah memiliki gaya menulisnya sendiri, sebelum menulis penulis pemula perlu diberi beberapa metode menulis dan motivasi terlebih dahulu. Ibarat anak kecil yang belajar mengendarai sepeda, tanpa diberikan metode mengendarai sepeda dan motivasi maka anak kecil tersebut tidak akan bisa mengendarai sepedanya.
            Buku ini bisa diibaratkan sebuah buku pedoman. Pasalnya, Eko Prasetyo menjabarkan hal-hal dasar menulis terutama untuk penulis pemula yang dikemas secara rinci. Pada bab awal disuguhkan dengan beberapa ulasan problematika menulis seperti penulis yang hanya pintar menulis tetapi tidak menerbitkan buku, alasan penulis tidak bisa kaya, tidak mendapat honor setelah tulisannya dimuat di sebuah media, budaya menulis yang masih rendah, kurangnya kreativitas menulis, sulit menembus penerbit, tidak memiliki mental pebisnis dan kurangnya jiwa entrepreneur untuk memasarkan buku.
Kemudian pada bab selanjutnya, yakni Metode Menulis. Salah satu metode tersingkat dan termudah untuk dipraktikan oleh penulis pemula yakni metode menulis Buya Hamka yang sangat sederhana. Buya Hamka menulis secara bebas dan membiarkan gagasannya mengalir apa adanya. Selanjutnya, setelah rampung mengetik, ia memeriksa kembali hasil tulisannya (hlm. 40).
Tidak hanya metode dari tokoh penulis saja, tetapi ada metode komitmen. Metode komitmen ini bertujuan untuk mendisiplinkan diri dalam menulis sebuah buku. Ariyanto [2008] menyebut bahwa setiap penulis harus memiliki komitmen terhadap diri sendiri. Dia memberikan contoh komitmen itu sebagai berikut.
“Saya akan menulis ½ jam per hari” atau
“Saya akan menulis ½ halaman per hari”
Nah, jika itu dilakukan dalam satu bulan, penulis bisa terkejut dan heran bahwa ternyata naskah sudah tersedia puluhan halaman. Siap diterbitkan menjadi sebuah buku (hlm. 48). Selain memiliki banyak tulisan, secara tidak langsung penulis pemula mengasah dan mempertajam penanya yang berdampak tulisannya semakin berkualitas.
Mirisnya, penulis pemula akan menulis bergantung pada mood sesuai yang dijelaskan di bab Motivasi. Jika mood sedang baik, ia akan menulis. Sebaliknya, jika mood tidak bisa diajak akur, dampaknya tulisan tidak selesai-selesai. Semua tantangan itu bisa dijawab apabila seorang penulis mengusung semangat man jadda wajada. Modal spirit tersebut diharapkan mampu melecut semangat untuk tidak berhenti berkarya dan terus mencoba melahirkan inovasi dan gagasan baru.
Karena itu, mulai saat ini buang jauh-jauh anggapan bahwa aktivitas menulis sangat menyita waktu. Kita tahu bahwa semangat man jadda wajada sangat menitikberatkan pada kerja keras. Menurut Akbar Zainuddin [Man Jadda Wajada The Art of Excellent Life, Gramedia, 2009], sukses itu pilihan. Hal ini sangat berpengaruh oleh kerja keras (hlm. 244-245).
Apabila metode menulis dan motivasi digenggam oleh penulis pemula, maka tulisan-tulisannya siap bersaing dengan tulisan para penulis profesional. Buku Jangan Cuma Pintar Menulis!, mampu mendobrak jiwa penulis pemula untuk berani menciptakan karya yang berkualitas. Selain pembahasannya yang lengkap, buku ini dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga penulis pemula langsung bisa mempraktikannya. (*)



Biodata:
RYAN P. PUTRA. Menulis Kelinci Percobaan K-13 (FAM Publishing, 2016) dan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember.