Jumat, 19 Juni 2015

{Artikel} Tantangan Membaca Surabaya, Seberapa Beranikah Dirimu?

MEMBACA SURABAYA
Seberapa Berani Kamu?

Ryan P. Putra
Pelajar SMA Negeri 4 Surabaya
(Dimuat di Surya edisi 17 Juni 2015)

PELAJAR SD/MI, SMP/MTS, hingga SMA/SMK/MA, se Surabaya bakal menjadi target virus TMS yang disebarkan Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya.
TMS atau tantangan membaca Surabaya 2015 (TMS) adalah upaya mengatasi masalah rendahnya kemampuan membaca siswa di Surabaya. Caranya dengan menantang siswa se Surabaya melakukan kegiatan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari (daily habit) agar menjadi pembaca sepanjang hayat (a reader for life). Selain itu TMS juga sebagai upaya mendorong siswa agar memiliki kecintaan membaca.
Tantangan membaca Surabaya ini akan disebar di setiap jenjang sekolah berbeda. Misalnya untuk siswa di SD/MI, TMS Dispendik menargetkan terbaca 20 hingga 30 buku. Untuk jenjang SMP/MTS Dispendik menargetkan 15 buku terbaca. Sementara jenjang SMA/SMK/MA ditargetkan 10 buku terbaca. Perbedaan ini didasari oleh tingkat keringanan bahasa buku. Semakin ringan bahasa buku, semakin banyak buku yang dibaca oleh setiap siswa.
Nah, virus yang biasanya dikenal sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian tentu jauh berbeda dengan virus TMS yang justru sangat bermanfaat bagi siswa di Surabaya. Bahkan bisa dipastikan setiap siswa yang terinfeksi akan mengalami kelumpuhan sifat malas membaca dan memicu gejala menulis.
Seperti dipastikan Satria Dharma saat menjadi narasumber dalam pelatihan bagi guru bahasa Indonesia dan Inggris tentang TMS. Karena setelah membaca buku, siswa diwajibkan membuat resume dari buku yang usai dibacanya.
Di beberapa SMPN di Surabaya tercatat sudah terserang virus TMS. Di antaranya SMPN 6, SMPN 7, dan SMPN 43, bahkan SD Khadijah II juga sudah terpapar virus membaca Surabaya. Di sekolah tersebut mampu melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang gemar membaca.
Andai virus TMS menyebar di seluruh sekolah di Surabaya, apa yang akan terjadi? Semoga virus membaca Surabaya ini juga bisa semakin luas area sebarannya. Yuk sebarkan virus TMS!

Kamis, 11 Juni 2015

{Artikel} Kenapa Harus Sarapan? Ini Dia Alasannya

Ayo Sarapan Pagi

Ryan P. Putra
Pelajar SMA Negeri 4 Surabaya
(Dimuat di Surya edisi 9 Juni 2015)


MULAILAH hari dengan sarapan sehat dan bergizi agar menjadi pelajar generasi emas, berprestasi dan kreatif. Harapan itu disampaikan Kepala SMA Negeri 4 Surabaya, Drs H Nur Hasan MPd saat mengawali Surabaya Breakfast Campaign di joglo sekolah, Rabu (27/5/2015) lalu. 
Sepertinya mudah, sarapan setiap hari di pagi hari sebelum mengawali aktivitas. Faktanya, banyak yang mengabaikan sarapan dengan berbagai alasan. Padahal, sarapan sehat dan bergizi akan sangat membantu konsentrasi, fokus, dan pondasi bagi aktivitas sehari-hari.
Nah, sarapan pagi bersama kali itu dilakukan siswa SMAN 4 Surabaya dengan membawa bekal empat sehat lima sempurna dari rumah dan kemudian bersama-sama menyantapnya di sekolah. Aktivitas yang membuat pelajar antusias. Terlebih hari itu bertepatan dengan pelaksanaan ulangan akhir semester (UAS) yang diadakan pukul 09.45 WIB.
Namun, pelajar SMAN 4 Surabaya sudah datang lebih awal satu bahkan dua jam sebelum UAS dilangsungkan. Aktivitas sarapan pagi bersama pun dimulai. Sarapan, setidaknya bagi pelajar sangat bermanfaat sebagai pondasi utama meningkatkan konsentrasi dan fokus belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
Tidak sekadar sarapan dengan menu empat sehat lima sempurna. Sebagai sekolah adiwiyata, semua pelajar dianjurkan untuk membekal sarapan sehat yang disehatkan kembali. Yang bisa diterjemahkan dari aksi Surabaya Breakfast Campaign setiap siswa selalu berorientasi pada lingkungan.
Maka, ada yang menerjemahkan membekal makanan dengan beralaskan daun pisang. Atau, ada yang membekal makanan makanan tanpa menyisakan sampah plastik serampung sarapan.
Sekolah memang memperbolehkan pelajar membawa tempat makan sendiri sebagai alas makan mereka. Sekolah hanya melarang mereka untuk membawa sesuatu yang dapat menghasilkan sampah plastik. Tempat makan boleh berupa plastik, asalkan tidak menghasilkan sampah plastik. Begitu pula pada tempat minum yang mereka bawa.
Jika ingin meningkatkan kosentrasi dan fokus belajar baik di sekolah maupun di tempat lainnya, mulailah dengan sarapan yang sehat dan disehatkan kembali. Seperti yang dilakukan pelajar SMA Negeri 4 Surabaya. Ayo sarapan...