Persentase
Cinta
Hipotesis Ryan
P. Putra
Keterangan:
%Lo = Persentase cinta
µLo = Koefisien cinta {(Ax + Ay) / 2}
Dengan
Ax = Usia cewek (tahun)
Ay
= Usia cowok (tahun)
λ = Panjang gelombang cinta (m)
Dengan
λ = v.T
v =
Kecepatan cinta diasumsikan kecepatan bunyi di udara (sekitar 340 m/s)
T = Periode cinta (sekon)
s = Jarak antar pasangan (m)
PERHATIAN!!!!!
Sebelum membaca
penjelasan di bawah ini, rumus di atas merupakan sebatas hipotesis dan BELUM dibuktikan kebenarannya dan
kepastiannya karena membutuhkan media dan proses percobaan yang sangat rumit
serta waktu yang sangat lama meskipun rumus yang disajikan cukup sederhana.
Penjelasan:
Setiap manusia di dunia ini pasti
memiliki perasaan antar sesamanya. Apapun itu perasaannya. Perasaan yang hampir
mirip maknanya namun berbeda yakni cinta dan sayang. Jika disuruh memilih cinta
atau sayang, tentunya yang memiliki arti paling dalam terutama untuk pasangan
adalah sayang. Mengingat pernah ada lagu anak-anak berjudul “Satu-Satu Aku
Sayang Ibu” yang menceritakan perasaan sayang seorang anak kepada keluarganya.
Sama seperti halnya dengan keluarga, rasa sayang kepada pasangan tidak
terhingga batasnya. Kecuali dengan perasaan cinta yang terbatas batasnya.
Oleh karena itu, saya akan
menjabarkan persentase cinta yang dimiliki oleh seseorang kepada pasangannya
melalui sebuah rumus dan berikut penjelasan rumus setiap besarannya:
1.
µLo
µLo merupakan koefisien cinta yang
didapat dari penjumlahan kedua pasangan dengan dibagi menjadi dua. Penjumlahan tersebut
berpengaruh terhadap persentase cinta setiap pasangan. Jika semakin tua usia
cowok dan cewek, maka semakin besar pula persentase cintanya. Mengingat ada
ungkapan ‘cinta monyet’ yang ditujukan oleh ABG, maka persentase cinta mereka
masih minim karena usianya yang masih muda.
Lalu, mengapa µLo dibagi dua? Karena
yang namanya cinta membutuhkan dua pasangan individu yang saling melengkapi
satu sama lain. Merupakan hal aneh jika cinta tidak membutuhkan dua orang saja.
2.
λ
λ merupakan panjang gelombang cinta yang
didapat dari perkalian kecepatan cinta dengan periode cinta.
Kecepatan cinta diasumsikan sebagai
kecepatan bunyi di udara yang besarnya sekitar 340 m/s. Hal ini dikarenakan
cinta seperti bunyi, bisa dirasakan tetapi tidak dapat dilihat serta merambat
dari satu orang ke orang yang lain melalui udara.
Sedangkan untuk periode cinta, merupakan
waktu lamanya setiap pasangan bersamaan atau berdekatan dengan jarak yang tetap
dan tidak berubah. Jika jarak berubah, maka waktu juga akan berubah.
Lalu bagaimana dengan pasangan yang
saling menempelkan anggota tubuhnya (jangan berpikiran jorok!) misalnya saling
bergandengan tangan? Maka besarnya λ =
0, karena tidak ada gelombang cinta yang merambat jika dua benda (pasangan maksudnya)
berhimpitan atau saling menempel. Efek dari hal ini, maka persentase cinta hanya didapat dari koefisien cinta.
3.
s
s merupakan
jarak antar pasangan. Jarak ini bersilfat relatif, artinya tidak memungkinkan
bahwa jauh maupun dekatnya setiap pasangan akan berpengaruh terhadap besar atau
kecilnya persentase cinta.
s
≠ 0, meskipun setiap pasangan berdekatan. Hal ini karena jarak antar hati
setiap individu yang berdekatan tidak mungkin nol. Mengingat hati merupakan
organ dalam tubuh yang tidak bisa dihimpitkan.
Kesimpulan dan Catatan Penulis:
Sesuai dengan rumus di atas jika
dikalikan 100%, maka akan didapat persentase cinta. Jika terjadi %Lo ≥ 100%,
maka persentase cinta tersebut bisa disamakan dengan perasaan sayang. Mengingat
perasaan sayang setiap orang bersifat real dalam arti lain 100% atau lebih dari
itu. Rumus ini tidak berlaku untuk setiap pasangan yang berkomitmen untuk
saling sayang. Lalu, beranikah menghitung persentase cintamu terhadap
pasanganmu? Kalau yang masih jomblo, santai dulu ya. Tunggu hipotesis-hipotesisku yang lain. Salam Seringgila!
Biodata:
RYAN P. PUTRA.
Penulis buku Kelinci Percobaan K-13 (terbit Maret 2016) dan Mahasiswa S1 Konsentrasi
Fisika ITS Surabaya.
Keren ini hipotesa. Sekilas rumusnya bikin pusing kalo kebetulan yg baca orang phobia fisika macam saya. Haha.. Tp setelah baca penjelasannya ada gambaran maksud rumusnya gimana.
BalasHapusSatu pertanyaan mas, ini rumus bisa diterapkan buat ngitung utk pasangan suami istri gak? Hehe.. Trus umur pasangan yg dijumlah tuh umur saat ketemu pertama atau pas saat penghitungan? Jd penasaran..
#blogwalkingan
tinulis(dot)com
Salam, Bapak/Saudara Eko Suseno.
HapusRumus ini dapat diterapkan secara umum untuk pasangan siapapun serta kapanpun usia awalnya. Untuk pasangan yang resmi menjadi suami istri, maka rumus bisa digunakan atau tidak. Tetapi yang paling mendominasi tidak dapat diterapkan. Karena pasangan tersebut sudah terikat dengan perjanjian yang sah di dalam buku nikah serta perasaan yang ada di pasangan tersebut menjadi sayang dan bukan cinta lagi.
Terima kasih telah mengirimkan saran, komentar, atau pertanyaan di postinganku ini.
Keren banget ni bang Seringgila 😁😁😁
BalasHapusSaya juga keluaran Fisika, jadi lumayan mengertilah. Hehehe.
Boleh saya share bang?
Salam Bapak/Saudara Atri.
HapusBoleh-boleh saja. Saya persilahkan Saudara untuk membagikannya.
Terima kasih telah mengirimkan saran, komentar, atau pertanyaan di postinganku ini.