Rabu, 24 Agustus 2016

{Artikel} Hujan Air Mata di Kalilom Surabaya

Hujan Air Mata di Kalilom Surabaya



Ryan P. Putra
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(Dimuat di Harian Surya edisi 23 Agustus 2016)
http://surabaya.tribunnews.com/2016/08/22/hujan-air-mata-di-kalilom-surabaya

ULANG tahun kemerdekaan  Indonesia dirayakan dengan berbagai cara. Namun, warga Kalilom Lor Indah Gang Melati, Surabaya ini merayakannya dengan aksi banjir air mata. 
Kejutan menjadi kata kunci mengapa warga Kalilom Lor ini sampai harus menangis, Selasa (16/8/2016) malam itu. Teguh dan Chamid, Ketua dan Pembina Karang Taruna (kartar) Jasmine, dua orang di balik aksi luar biasa tersebut.
Mungkin aksi ini sedikit tidak berhubungan dengan peringatan Kemerdekaan Indonesia. Namun, apapun itu, seorang ibu adalah  pahlawan, setidaknya bagi anak-anak dan keluarganya.
Awalnya, tanpa penjelasan apapun, anggota kartar diminta untuk menata kursi di tempat yang telah disediakan dan menuangkan air ke baskom yang telah disiapkan sebelumnya.
Mereka hanya mengetahui bila semua kesibukan itu untuk memeringati HUT Kemerdekaan Indonesia. Tanpa tambahan acara macam-macam.
Tak lama berselang, Chamid meminta semua anggota kartar dan semua anak-anak di gang Melati untuk mencuci kaki ibunya masing-masing.
Kaget dan tanpa menduga,  setiap ibu dan anak yang menjalani prosesi cuci kaki pun sontak dibuat terharu.  Isak tangis pun tak kuasa dibendung seluruh hadirin malam itu.
“Bagaimana pun, ibu adalah pahlawan untuk kita semua. Hormati ibumu dan sayangi ibumu,” pinta Chamid yang juga tak kuasa bisa menahan air matanya.
Para ibu yang kakinya telah dicuci mendapat bunga origami dari buah hatinya masing-masing. Meski bukan bunga asli, bunga kertas tersebut melambangkan ketulusan kasih sayang mereka kepada sang bunda.
Air mata warga gang Melati kembali  tumpah ketika Samian, warga gang Melati, memberi wejangan sebelum memanjatkan doa. Ia bercerita tentang seorang tokoh yang mencuci kaki ibunya lalu meminum air cucian tersebut. Konon, air bekas cucian kaki seorang ibu merupakan jaminan seseorang masuk surga.
Tak kalah gembiranya adalah Teguh, yang menggagas acara tersebut sejak setahun silam dan akhirnya bisa terlaksana malam itu.
Sungguh, malam tujuh belasan tahun ini terasa berbeda di Kalilom. Meski sarat banjir air mata, namun tak membuat jiwa nasionalisme dan patriotisme mereka untuk negara pudar.